Senin pagi, aku udah selesai merapihkan baju dan pakaian. Tak banyak, hanya untuk ganti di kampung halaman selama seminggu.
Rencananya sore nanti aku berangkat mudik. Kampung halamanku tak jauh dari kota tempat merantau. Kampungku di Sukabumi. Sementara kota perantauan di Kota Tangerang Selatan.
Dengan jarak yang dekat tentunya membuat waktu tempuh relatif singkat. Ini membuatku tidak terlalu riskan meski berangkat sore.
Benar saja, aku yang mulai berangkat dari Tangerang Selatan pukul 5 sore, sudah tiba di kampung halaman di Sukabumi jam 7 malam.
Pengalamanku balik ke kampung halaman memang tidak seperti teman-teman muslim lain yang antusias menyambut momen bertemu keluarga. Karena jarak yang dekat, aku terbiasa pulang pergi Tangerang Selatan- Sukabumi.
Meski demikian, di momen Ramadan ini, aku tak memungkiri rindu suasana kebersamaan sahur, buka puasa, hingga teraweh bersama keluarga. Akhirnya aku kembali merasakan suasana itu meski hanya sehari.
Keesokan harinya, hari raya Idulfitri pun tiba. Bersama keluarga, sejak pagi aku udah siap berangkat ke masjid untuk mengikuti salat Id.
Setelah itu, bersama banyak warga kampung halaman aku melakukan silaturahmi. Bermaaf-maafan hingga saling mencicipi menu Lebaran.
Hari-hari setelah Lebaran setelahnya pun, kegiatanku hanya diisi dengan silaturahmi. Bertemu sanak saudara.
Sampai waktu cuti dan libur pun usai. Minggu sore aku sudah siap berangkat ke Tangerang Selatan untuk menyelesaikan hal-hal yang telah dimulai.