Buka Kaca Mobil Bikin Hemat Bensin, Benar gak Sih?

Asrinews.com – Agar kinerja mesin tidak terlalu berat dan menekan tingkat konsumsi bahan bakar minyak (BBM), biasanya para pengendara mobil membuka kaca dan mematikan air conditioner (AC).

Namun, dari membuka kaca mengakibatkan adanya hambatan udara dan membuat kecepatan mobil menjadi sedikit terhambat.

Pertanyaannya, apakah membuka kaca mobil menjadi langkah efektif untuk menghemat BBM?

Dealer Technical Support Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menyatakan, membuka kaca saat mobil berjalan ternyata malah membuat konsumsi BBM lebih boros.

“Semakin jendela dibuka, maka laju mobil akan ditahan oleh udara yang masuk ke dalam mobil,” katanya, ditulis Minggu (12/2/23) dikutip dari Kompas.com.

Baca juga:  Kereta Cepat WHOOSH Angkut 3,5 Juta Penumpang dalam Hampir Setahun Beroperasi

Saat mobil tertahan oleh angin, lanjut Didi pergerakannya akan terhambat. Lalu berpengaruh pada efesiensi bahan bakar yang tidak optimal.

“Jadi, memang sebaiknya jendela mobil ditutup ketika mobil melaju dengan kecepatan cukup tinggi,” sarannya.

Disisi yang sama, Technical Leader Auto2000 Agus Mustafa menngungkapkan, mengatur suhu dan hembusan AC adalah cara yang paling jitu dan efektif untuk menghemat BBM.

Menurut Mustafa, cara yang paling mudah dan tepat ialah membiarkan temperatur atau suhu AC di mobil konsisten berada di 25 derajat.

Baca juga:  Kereta Cepat WHOOSH Angkut 3,5 Juta Penumpang dalam Hampir Setahun Beroperasi

“Tujuannya, agar kompresor tidak terus-menerus aktif sehingga menambah beban pada mesin,” ungkapnya.

Mustafa menerangkan, pada komponen AC itu memiliki dua sensor, yaitu sensor udara luar dan sensor untuk udara di dalam.

“Misalnya kita setting suhu di 18 derajat, begitu tidak dingin sedikit karena udara di luar ruangan sangat panas, komputer (ECU) akan selalu mengaktifkan kompresor,” terangnya.

“Kalau kompresornya aktif terus tanpa putus, otomatis akan menambah beban pada mesin sehingga konsumsi bahan bakarnya semakin tinggi (boros),” tambahnya.

Apabila temperatur AC diaktifkan pada 25 derajat, maka jarak antara suhu luar ruangan rata-rata di Indonesia (30 derajat) dengan suhu yang ingin dicapai di dalam ruangan mobil tidak terlalu jauh.

Baca juga:  Kereta Cepat WHOOSH Angkut 3,5 Juta Penumpang dalam Hampir Setahun Beroperasi

Sehingga, kerja kompresor akan lebih ringan. Sebab, jika suhu dalam ruangan sudah mendekati 25 derajat (yang diinginkan), ECU akan memutus kerja atas kompresor.

“Kalau misalkan kita setting di 25 derajat, komputer itu akan membandingkan udara luar dan dalam. Nah, pas ambil sensor di dalam kabin, mendekati 23-24 derajat, kompresornya dimatikan oleh komputer,” jelasnya.

“Begitu kompresor mati, otomatis bebannya enteng sehingga konsumsi BBM di mobil bakal berkurang (lebih hemat),” pungkasnya.