Serpong, AsriNews – Dua pria yang mengaku sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pamulang (Unpam) menggelar aksi di kawasan Perkantoran Lengkong, Serpong, Kota Tangerang Selatan, pada Kamis (5/6/2025). Keduanya mengklaim berasal dari kelompok bernama Front Aktivis Tanah Air.
Mereka datang sambil membawa sejumlah tuntutan, namun tidak menjelaskan secara rinci isi tuntutan tersebut kepada awak media.
Tak lama berorasi di depan kawasan kantor pemerintah, petugas dari dinas terkait mempersilakan keduanya untuk berdialog dalam ruang audiensi guna mendalami maksud aksi mereka. Namun dalam pertemuan itu, kedua pendemo tidak dapat menunjukkan surat izin aksi maupun identitas diri yang diminta pihak dinas.
“Kami sudah masukkan surat pemberitahuan aksi ke resepsionis tanggal 3 Juni,” ujar salah satu peserta aksi berinisial LF, meski surat dimaksud tidak dapat ditunjukkan sebagai bukti.
Saat dialog berlangsung, pihak dinas mempersilakan mereka untuk menyampaikan isi tuntutan secara terbuka. Namun, kedua peserta aksi justru terlihat kebingungan dan tidak dapat menjelaskan poin-poin tuntutan mereka secara runtut. Salah satu dari mereka bahkan harus membuka ponsel terlebih dahulu untuk mencari data, namun tetap tidak mampu memaparkan tuntutan secara jelas.
Diduga Intimidasi Wartawan
Insiden lain terjadi saat salah satu peserta aksi menunjuk-nunjuk wartawan yang sedang meliput, sambil menyampaikan pernyataan bernada keras. Aksi tersebut dianggap sebagai bentuk intimidasi terhadap jurnalis.
“Dari awal dia bilang ke media agar jangan memberitakan yang tidak benar, sambil nunjuk-nunjuk. Terus di akhir audiensi, dia tunjuk-nunjuk lagi ke wartawan dengan nada seperti itu. Ini seolah mengintimidasi. Kami ini wartawan, kerja kami dilindungi undang-undang,” kata seorang wartawan berinisial D.
Tidak lama setelah perdebatan terjadi, kedua peserta aksi memilih meninggalkan lokasi tanpa melanjutkan audiensi hingga tuntas.