JAKARTA — Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) memberikan apresiasi kepada sutradara Ryan Adryandi dan ratusan kreator muda Indonesia yang terlibat dalam produksi film animasi Jumbo. Film tersebut dinilai sebagai tonggak penting dalam kebangkitan industri animasi nasional di tengah dominasi produk luar negeri.
Ketua Umum JAKER, Annisa, menyampaikan bahwa Jumbo merupakan karya monumental yang lahir dari semangat dan kreativitas anak bangsa. Ia menyebut film ini sebagai salah satu pencapaian terbaik dalam sejarah animasi Indonesia.
“Kami sangat bangga kepada Ryan dan seluruh tim. Jumbo bukan hanya hiburan, tetapi juga karya yang membawa pesan moral, etika, dan budaya Indonesia,” ujar Annisa saat ditemui di Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Film Jumbo diproduksi oleh rumah produksi Visinema dan tayang perdana pada Maret 2025. Sejak dirilis, film ini telah ditonton lebih dari 1,8 juta penonton di berbagai bioskop tanah air.
Annisa menilai keberhasilan film ini menjadi motivasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi dan menggali potensi budaya lokal. Ia berharap Jumbo menjadi inspirasi bagi lahirnya film-film animasi lain yang berpijak pada kekayaan cerita rakyat Nusantara.
“Anak-anak muda kita harus diberi ruang untuk mengembangkan kreativitas. Sudah saatnya kita bangkit dan menjadi produsen utama karya animasi yang mencerminkan identitas bangsa,” katanya.
Menurut Annisa, di tengah arus kuat konsumsi film asing oleh anak-anak Indonesia, kehadiran Jumbo menjadi alternatif positif yang menyuguhkan nilai-nilai pendidikan karakter, gotong-royong, persatuan, hingga religiusitas.
Lebih lanjut, Annisa mendorong pemerintah pusat maupun daerah untuk mendukung industri animasi nasional. Ia menekankan pentingnya regulasi dan anggaran yang memadai guna memperkuat ekosistem perfilman anak di Indonesia.
“Kami berharap ada kebijakan afirmatif dari pemerintah dan DPR untuk menjamin keberlanjutan industri ini. Tanpa dukungan nyata, talenta anak bangsa bisa kalah saing di rumah sendiri,” ujarnya.
Film Jumbo bercerita tentang Don, seorang anak yang kerap diremehkan oleh lingkungannya. Bertekad membuktikan kemampuannya, Don berniat tampil dalam sebuah pertunjukan bakat yang terinspirasi dari buku dongeng peninggalan orang tuanya. Namun, buku itu dicuri, dan Don bertemu dengan Meri, arwah kecil yang meminta bantuan untuk dipertemukan kembali dengan makam keluarganya.
Perjalanan Don dan Meri mengajarkan tentang keberanian, persahabatan, serta pentingnya menjaga warisan dan nilai keluarga.
Dengan kualitas visual dan narasi yang kuat, Jumbo membuka harapan baru bagi industri animasi Indonesia untuk berkembang dan bersaing di kancah global.(BK/Adt)