Tahun Baru Imlek dan Historynya

ASRINEWS.COM, TANGERANG SELATAN
Tahun Baru Imlek, yang juga sering disebut Lunar New Year, adalah istilah yang digunakan untuk mencakup semua perayaan yang menandai tahun baru menurut kalender berdasarkan peredaran bulan.

Tahun ini, jatuh pada bulan kedua setelah titik balik matahari musim dingin pada 21 Desember, biasanya antara 21 Januari hingga 20 Februari.

Perayaan tersebut, pada umumnya berlangsung selama 15 hari, dimulai pada hari ketika bulan baru terbit dan berlangsung hingga bulan purnama berikutnya.

Di Indonesia dirayakan pada hari Sabtu, 10 Februari 2024, yang ditandai dengan perubahan dari Tahun Kelinci Air ke Tahun Naga Kayu. Tahun Naga Kayu hanya terjadi setiap 60 tahun sekali.

Naga adalah hewan kelima dalam zodiak China yang melambangkan keberuntungan, kekuatan, kesehatan, dan elemen laki-laki atau yang.

Menjelang tahun baru, keluarga Tionghoa memiliki tradisi bersih-bersih rumah secara menyeluruh. Hal ini, diyakini untuk membuang sial dan meninggalkan kamar yang siap menampung keberuntungan masuk.

Keluarga dan teman-teman akan berkumpul dan menyantap banyak makanan khusus seperti, mie, hot pot, pangsit, kue keranjang, ikan, dan jeruk, yang juga dipercaya akan membawa keberuntungan untuk tahun mendatang.

Mereka juga menikmati kembang api, mengenakan pakaian khusus, dan menggantung lentera merah untuk menandai hari raya tersebut.

Tak ketinggalan, membagikan amplop merah cerah dengan uang di dalamnya (angpao) kepada teman-teman dan keluarga, yang melambangkan harapan indah dan keberuntungan untuk tahun baru yang akan datang.

Tahun Baru Imlek diperkirakan sudah ada sejak abad ke-14 SM, saat masa pemerintahan Dinasti Shang, yang kaya akan legenda.

Mitologi Tionghoa menceritakan asal usulnya kembali ke pertempuran melawan monster yang disebut Nian.

Nian akan tiba pada hari pertama tahun baru, untuk meneror masyarakat desa. Namun, masyarakat mengetahui, Nian takut dengan suara keras, cahaya terang, dan warna merah.

Jadi setiap tahun baru, masyarakat desa akan menggantung lentera merah untuk menakut-nakuti Nian dan menyalakan petasan juga, akhirnya Nian tidak pernah terlihat lagi.

Dalam tradisi Tionghoa, setiap tahun lunar, diwakili oleh salah satu dari 12 hewan dalam zodiak China: tikus, kerbau, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam jantan, anjing dan babi.

Setiap hewan, terikat dengan elemen berbeda, logam, kayu, air, api, dan tanah. Mereka juga memiliki satu tahun yang didedikasikan untuk hewan berbeda setiap 12 tahun sekali, dalam satu siklus.

Dipercayai, bahwa orang yang lahir di bawah setiap tanda zodiak berelemen, memiliki seperangkat ciri kepribadian unik yang mempengaruhi kehidupan mereka.
(AW)