asrinews.com, Jakarta – Teguh Aprianto, Founder Ethical Hacker Indonesia, mengungkapkan bahwa situs pemerintah sering menjadi target peretas pemula karena kelemahannya.
“Situs pemerintah yang paling lemah dan mudah dimasuki, sering jadi tempat belajar peretas baru,” ujarnya dalam Podcast Noice, Sabtu (29/6/2024).
Teguh menekankan perlunya peningkatan keamanan siber di instansi pemerintah. Bahkan, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pernah diretas oleh peretas asal Brasil.
BSSN saat ini masih menyelidiki kebocoran data akibat serangan ransomware yang menargetkan Pusat Data Nasional (PDN) di Surabaya.
Heru Sutadi dari ICT Institute menjelaskan beberapa alasan kerentanan situs pemerintah, seperti teknologi usang, anggaran keamanan yang tidak memadai, dan kurangnya pelatihan bagi pegawai pemerintah. Skor National Cyber Security Index (NCSI) Indonesia berada di peringkat ke-48, di bawah rata-rata dunia.
Untuk meningkatkan keamanan siber, pemerintah perlu mengalokasikan anggaran untuk teknologi terbaru, memberikan pelatihan berkelanjutan, dan bekerja sama dengan pakar keamanan.
Kepala BSSN, Hinsa Siburian, menegaskan bahwa keamanan siber adalah tanggung jawab bersama. “Apa pun yang terjadi, itu tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.