ASRINEWS.COM, TANGERANG SELATAN
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum baru. Yang sangat membedakan dengan kurikulum lainnya yaitu adanya kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
“Faktor penguatnya adalah adanya ‘Aksi
Nyata’. Apa yang dipelajari, dipahami, langsung dipraktekkan peserta didik dengan penuh semangat. Disinilah tergambar betapa mereka menikmati pelajaran tanpa mereka sadari,” demikian dikatakan oleh Ibu Hj.
Ratnawati, SPd.,MM, selaku Kepala SMPN 9 Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Kamis (06/06/2024)
Ditambahkannya, di bulan Mei tepatnya tanggal 28 Mei sampai 30 Mei 2024, kelas 7 dan kelas 8 telah melaksanakan Aksi Nyata P5 dengan tema yang berbeda, namun dengan tujuan yang sama, yakni menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup ‘sekolah bebas plastik’.
“Kelas 7 mengangkat tema ‘kewirausahaan’, dengan mengadakan bazar makanan dan minuman. Semua kemasan bebas plastik bahkan banyak pembeli yang membawa tumbler dan tempat makan sendiri. Begitu juga kelas 8 yang bertema ‘stunting’, mereka menjual makanan, minuman yang sehat, bergizi dan tentu saja pembungkusnya bebas plastik,” imbuhnya.
Sementara itu, Ibu Dra Watiah selaku Koordinator Adiwiyata di SMPN 9 Kota Tangerang selatan menyebutkan, sungguh tak terduga oleh kami sebagai pendidik, apa yang kami lakukan dan ingatkan selalu kepada peserta didik agar mereka membawa tumbler dan tempat makan sendiri saat jajan di kantin, tidak sia-sia.
“Pembiasaan yang kami lakukan memang bukan pekerjaan mudah, butuh waktu, tenaga, bahkan butuh metode penyampaian kepada siswa, agar mereka sadar, bahwa plastik salah satu jenis sampah yang sulit untuk hancur. Perilaku tersebut memang harus terus dibiasakan,” katanya.
“Kami sangat bersyukur dalam giat P5 yang mereka lakukan, sangat mendukung sebagai sekolah Adiwiyata. Mereka bisa menjual makanan dan minuman tanpa gelas plastic dan piring/kemasan plastik maupun stryofoam,” lanjutnya.
Sedangkan Ibu Nuriyah,SPd. selaku Ketua Aksi P5 juga menambahkan, bukan itu saja, tim dekor pun menggunakan kardus -kardus bekas untuk mendekor panggung dan juga membuat properti penampilan mereka . Baik yang menampilkan drama maupun gerak dan lagu, mereka menggunakan kostum aneka buah, sayur, ikan dan susu yang mereka buat sendiri. Mereka kumpulkan kardus-kardus bekas dan mengubahnya menjadi properti yang luar biasa.
“Kami sendiri kagum dan bangga dengan kreativitas mereka, dengan kesadarannya mau mendaur ulang sampah dan membiasakan hidup tanpa plastik,” ucap Ibu Nuriyah.
“Memang jika dibiasakan setiap hari, perilaku baik tersebut akan menjadi kebiasaan yang berdampak baik bagi bumi kita. Jadi tak ada kata tak mungkin. Jika mau, pasti bisa,” pungkasnya .
(AW)