Potensi Perbedaan Awal Ramadhan 2024, PBNU Dan PP Muhammadiyah Ajak Seperti Ini

ASRINEWS.COM, JAKARTA
PBNU dan PP Muhammadiyah, mengajak untuk saling menghormati atas potensi perbedaan awal Ramadhan tahun 2024.

“Kita tetap menghormati pilihan sebagian masyarakat yang berkeinginan untuk berbeda, dengan memakai metode hisab sendiri untuk warganya,” ujar Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur kepada awak media, Minggu (25/02/2024).

Dia menghimbau masyarakat, untuk mengikuti keputusan pemerintah dalam penetapan awal puasa.

“Seperti biasa, kita mengimbau masyarakat, untuk mengikuti keputusan pemerintah melalui sidang isbat yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Agama RI beserta seluruh perwakilan ormas Islam di Indonesia,” sebutnya.

Gus Fahrur pun menjelaskan, ketentuan terkait penetapan awal Ramadhan berdasar penetapan dari PBNU.

“Menurut ketentuan organisasi NU, kita wajib berpuasa berdasarkan penglihatan hilal saja dan mengikuti keputusan pemerintah,” lamjutnya.

Demikian halnya yang disampaikan Dadang Kahmad, yakin masyarakat tak masalah jika nantinya penetapan awal puasa akan berbeda.

“Perbedaan awal atau akhir Ramadhan sudah sering terjadi, masyarakat sudah terbiasa dan tidak ada masalah apa-apa,” kata Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad, Minggu (25/02/2024).

Ia menyebutkan, perbedaan memang selalu ada dalam kehidupan manusia.

“Perbedaan itu selalu ada di tiap segi apapun dalam kehidupan manusia, juga terjadi dalam pemahaman agama,” imbuhnya.

Perbedaan itu, telah terjadi pada Ramadhan sebelumnya. Untuk itu, Dadang berharap masyarakat saling menghormati perbedaan yang ada.

“Saling menghormati perbedaan tersebut. (Perbedaan) sebagaimana juga yang telah terjadi pada waktu yang lalu. Selamat menunaikan ibadah puasa,” tambahnya.

Untuk diketahui, PP Muhammadiyah sebelumnya sudah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada 11 Maret 2024. Sedangkan Pemerintah, akan melakukan sidang isbat terlebih dahulu pada tanggal 10 Maret 2024 mendatang,
(AW)