asrinews.com, Jakarta – Ceramah Habib Rizieq Shihab (HRS) yang membahas kekurangan dokter di Indonesia viral di media sosial Twitter (sekarang dikenal sebagai X). Dalam ceramahnya, HRS menyampaikan berbagai kritik terkait pendidikan kedokteran yang mahal dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
HRS memulai ceramahnya dengan menyoroti masalah pengangguran yang sulit mencari pekerjaan serta banyaknya rumah yang tidak bisa diperbaiki oleh pemiliknya karena masalah ekonomi. Ia kemudian mengalihkan fokus pada sektor pendidikan, khususnya pendidikan kedokteran.
“Kementerian Kesehatan mengatakan kita perlu dokter-dokter naturalisasi,” kata HRS. Ia mempertanyakan kebijakan tersebut dengan analogi yang menarik perhatian, “Iya, lu kira ini main bola? Naturalisasi pemain asing disuruh jadi pemain kita, betul?”
HRS mengkritik mahalnya biaya pendidikan kedokteran yang menurutnya menjadi penyebab utama kekurangan dokter di Indonesia. “Karena fakultas kedokteran mahal, ratusan juta, betul? Nggak punya duit 200 juta, jangan mimpi sekolah di fakultas kedokteran,” ujarnya.
Ia juga menyoroti bahwa masalah ini bukan karena orang Indonesia tidak pintar atau tidak mampu menjadi dokter, melainkan karena biaya yang sangat tinggi. HRS meyakini bahwa jika pendidikan kedokteran dibuka gratis, banyak anak Indonesia yang akan menjadi dokter.
“Kalau fakultas kedokteran dibuka gratis, banyak anak-anak Indonesia akan masuk ke fakultas kedokteran, dan besok jutaan jadi dokter, betul?” lanjutnya.
Dalam ceramahnya, HRS juga menyampaikan kritik terhadap alokasi dana pendidikan dari APBN. “Ini harus disuntik dana padahal dari APBN kita, saudara. 20 persen dana untuk pendidikan. Itu duit kemana?” tanyanya.
HRS menutup ceramahnya dengan sindiran tajam terhadap pilihan masyarakat atas janji kampanye calon presiden yang lebih memilih makanan gratis daripada pendidikan gratis.
“Tapi lu milihnya makan gratis. Ya, kacau, kacau, kacau. Akhirnya sekarang makan gratisnya cuma sama telor ceplok doang, itu pun duitnya ga ada. besoknya pakai ikan asin, itu pun palanya” kelakar HRS. (red)